Welcome to my Blog!

Sabtu, 17 April 2010

Naskah Drama

Penulis:
  1. Nanik Susanti (Ide Utama)
  2. Ayu Rahmania (Ending)
  3. Khudaifa Sari (Penaseh)

EMPAT TITIK HITAM JADI

SEBUAH TITIK PUTIH


  • Pelaku (tokoh) :


  1. Ifa:

Merupakan pelajar yang pandai dalam sekolahnya. Dia menjadi dambaan semua siswa karena selain dia pandai, dia juga punya seorang kekasih yang baik sehingga hidupnya terlihat sempurna dimata teman-temannya. Namun dibalik semua itu dia punya masalah yaitu cinta terlarang yang ternyata dia mencintai seseorang yang merupakan saudaranya sendiri.


  1. Riqe:

  • seorang pelajar yang ingin bebas seperti burung bebas terbang ke awan. Karena, ia adalah seorang anak yang selalu dikekang oleh ibunya, yang disuruh les ini itu sehigga ia tak punya waktu untuk kehidupannya sendiri.

  • Narator.


  1. Siska:

Dia seorang pelajar yang seperti anak remaja biasanya. Yang kehidupanya selain sekolah, dia juga punya seorang cowok yang amat ia cintai. Namun, yang pada akhirnya dia diduakan olek cowoknya sehingga membuat ia down.


  1. Nanik:

Seorang pelajar biasa, namun beban pikirannya begitu berat. Papanya yang selingkuh dengan wanita lain sehingga membuat mamanya sedih. Karena mamanya yang pendiam sehingga memendam masalahnya sendiri. Dan yang pada akhirnya ibunya depresi karena mamanya sudah tidak kuat lagi menahan batinnya yang sakit. Karena semua itu ia jadi takut untuk memberikan hatinya untuk seorang cowok selain itu dia juga sedikit trauma atas pengalaman dari temannya.


  1. Ayu:

Adalah mama yang ingin membantu membuat prestasi pada anaknya. Namun caranya salah yaitu dengan mengekanga anaknya les ini itu tanpa memberikan waktu luang untuk anaknya.


  1. Zulviati:

Seorang mama yang sifatnya pendiam. Dia hanya bisa diam dan memendam begitu sakitnya melihat suaminya selingkuh dengan wanita lain. Karena ia tak dapat menahan lagi yang akhirnya ia menjadi depresi.


  1. Ponco:

Seorang papa yang tidak peduli sama keluarganya. Dia juga seorang suami (suaminya Zulviati) yang tidak sayang sama istrinya dan suka menyiksanya. Serta tak lupa ia juga punya selingkuhan yang ia manfaatin untuk usahanya sendiri.

  1. Septian:

  • Seorang kekasih dari siska yang pertamanya ia setia tapi pada akhirnya saat hari jadinya yang pertama ia ketahuan selingkuh.

  • Narator.


  1. Icha:

  • seorang wanita yang berpacaran dengan Zainul yang ternyata Zainul telah mempunyai cewek yang bernama Siska. Dan Icha pun marah karena ia tak tahu.

  • Narator.


  1. Wike:

  • Dokter disuatu rumah sakit.

  • Narator.


  1. Iin:

  • Wanita karir sukses yang menjadi kekasih dari suami Zulviati yaitu Ponco. Namun pada akhirnya hubungan mereka tidak berlanjut karena ponco yang hanya ingin hartanya saja.

  • Narator.


  1. Habiba:

  • Sutradara

  • Guru dari Malaysia.


  1. Karina:

  • Dokumenter (bagian dokumentasi)

  • seorang guru biologi di suatu SMA


  • Naskah :


Panggung menggambarkan koridor sekolah. Tampak seorang siswi berjalan menuju kelasnya sambil memegang beberapa buku. Ifa namanya. Tiba-tiba ada yang memanggilnya ternyata seseorang itu teman sekelasnya yaitu Riqe, yang mau mengembalikan buku sambil membawa banyak buku.


Ifa : (berjalan menuju kelas)

Riqe : Ifa... (lari kecil sambil membawa banyak buku)

Ifa : yah...

Riqe : (gubraks...!!! dia terjatuh dan semua bukunya berantakan)

Ifa : Hati-hati qe.., kamu ini ceroboh ya?! (sambil membantu membereskan buku)

Riqe : ya, maaf.

Ifa : kamu kenapa kok keliatan murung?

Riqe : aku capek fa dengan semua ini. Napa sih hidupku gak sepertimu yang dapat bebas dalam memilih hidup. Nggak seperti aku yang dikekang sama mamaku yang disuruh les ini itu.

Ifa : mungkin maksud mamamu itu demi kabaikan masa depanmu.

Riqe : iya sih! Tapi kan aku juga ingin punya waktu untuk kehidupanku sendiri tanpa diatur oleh mama. Jalan sama temen-temen, main, dan nyanyi.

Ifa : loh kamu suka nyanyi?

Riqe : ya. Tapi aku takut sama mama karena kata beliau masa depan kita ditentukan oleh kemampuan otak kita.

(bel sekolahpun berbunyi. Mereka pun langsung bersiap-siap menerima pelajaran untuk hari itu)

*****

Waktu sore hari dilain tempat Siska sedang jalan sendirian. Ia mau membeli kue untuk kejutan kekasihnya saat hari jadinya yang pertama.

Siska : hmm.., gimana yah nanti kalau aku kasih kejutan sama dia? Pasti dia suka deh! Nggak terasa sudah satu tahun sama dia. (sambil berjalan menuju toko kue tart)

(Ditengah perjalanan menuju ditoko kue tart)

Siska : Tian?!

Tian : Siska?! Kamu kok.. kok.. bisa ada di..disini.. (sambil ketakutan)

Siska : kamu ngapain ada disini? Siapa cewek ini?

Tian : e..,e..,e..., ini...,

Icha : Kamu sendiri siapa?

Siska : lah kamu siapa? Ngapain kamu sama cowok ku?

Icha : cowokmu? Jangan mimpi deh kamu, dia kan cowokku.

Siska : Apa bener yang ia katakan? (sambil menunjuk Icha)

Tian : (tak mampu berkata hanya bisa diam kebingungan)

Icha : Ayo jawab jangan diem aja? (sambil mendorong Tian)

Tian : Hei! Stop! Emang aku yang bersalah. Maafkan aku?

Siska : kamu tega yah?! Kamu melakukan semua ini di hari dimana kita sudah satu tahun jadian. (melemparkan sesuatu kepada Tian dan pergi meninggalkannya sambil menangis)

Tian : Siska....!

(melihat benda yang dilemparkan oleh Siska yang ternyata itu benda saat mereka pertama kali jadian)

Icha : kau emang brengsek!!! (menampar ???)

*****

Disuatu taman Siska duduk sendiri sambil menangis.

Siska : Halo! Nanik? Kamu cepet datang ketaman yah? Aku tunggu. (Menelfon temennya sambil nangis)

Setengah jam kemudian Nanik datang.

Nanik : ada apa Sis?

Siska : (langsung memeluk Nanik sambil menangis)

Nanik : kenapa? Kamu coba cerita aja sama aku. (mencoba menenangkan)

Siska : Ponco selingkuh! (suaranya terpatah-patah)

Nanik : memangnya kamu melihat sendiri?

Siska : iyah

Nanik : yakin?

Siska : iya dengan mata kepalaku aku melihat Ponco selingkuh dengan perempuan lain dihari dimana kita sudah jadian selama satu tahun. Hiks..hiks..hiks..

Nanik : dia memang tak pantas buatmu, dia memang brengsek. Zaman sekarang memang kebanyakan lelaki tak pantas dicintai karena mereka semua hanya bisa menyakiti hati seorang perempuan termasuk papaku. Mangkanya itu aku gak mau memberikan hati kepada cowok semudah itu.

Siska : (mulai sedikit tenang) Huuft...,

Nanik : Kamu yang sabar yah....!!! Aku yakin kamu dapat melewati semua ini.

Siska : ya, makasih!

Nanik : Kamu juga harus melupakan Ponco dan bangkit. Dia gak pantas buat kamu, aku yakin kamu akan mendapatkan yang jauh lebih baik darinya.

Siska : aku juga berharap begitu. Makasih ya! Kamu sudah dengerin curhatanku. Kamu memang temen baikku.

Nanik : ya, sama-sama. Sudah gak sedih lagi kan? Ayo kita pergi jalan-jalan yuk! Buat refreshing.

Siska : let’s go!

*****

Waktu malam hari, sehabis pulang dari jalan-jalan. Nanik baru sampai dirumah.

Nanik : (membuka pintu rumahnya)

Papanya keluar dengan perempuan lain siapa lagi kalau bukan selingkuhannya.

Nanik : papa?!

Ponco : (cuek, gak peduli dan berlalu begitu aja)

Iin : Sayang.., ini anak kamu?

Ponco : ya. Kenapa? (menjawab dengan cuek)

Iin : Manis yah?! (sambil mencolek dagu Nanik mencoba menggoda)

Nanik : (hanya memasang muka jengkel dan menyingkirkan tangan Iin dari Dagunya)

Iin : Ih.., kok kasar banget sih! Biasa aja kale..

Nanik : (diam dan hanya memasang muka sinis)

Ponco : udah ah! Biarin aja. Ayo kita pergi!

Iin : Ayo beib kita pergi!

Ponco+Iin : (tertawa kecil dan berlalu begitu saja)

Nanik : mama! (mencoba mencari mamanya)

Di satu kamar terlihat mamanya yang sedang menangis disudut kamar.

Nanik : mama! (lari menghampiri mamanya dan memeluknya)

Mama kenapa? Mama liat yang tadi? Sudah Ma..! jangan kayak gini lagi. Lebih baik lupain Papa aja! Aku gak mau mama sakit kayak gini. Papa gak pantas buat mama kayak gini. Hiks..hiks..hiks..

(mencoba menenangkan mamanya supaya dapat melupakan masalahnya sejenak)

Beberapa menit berlalu Mamanya pun dapat tertidur lelap.

*****

Di pagi hari disekolah, siska baru tiba disekolahnya yang sejuk itu. Dan ia mencoba mencari temannya, Nanik. Dia keliling sekolah untuk mencarinnya. Ketika ia disuatu ruang kosong seperti gudang ia mendengar suara tangisan seorang gadis. Siska pun mencari asal suara itu. Kemudian ia menemukan sesosok siswi disudut ruangan sedang menangis dan siska pun menghampirinya.

Siska : kamu kenapa?

Ifa : (hanya diam dan tetap menangis)

Siska : kamu kenapa? Cerita aja sama aku! Aku siap kok dengerin.

Ifa : (hanya geleng-geleng kepala).

Siska : Gak apa-apa kok. Cerita aja biar lega!

Ifa : aku gak mau pisah dengannya. Aku sayang sama dia. Tapi kenapa keadaan tak mendukungku? Aku salah apa?

Siska : memang kenapa kok sampai mau pisah?

Ifa : ya, orang tua kami gak mau kami bersatu.

Siska : alasannya apa?

Ifa : karena..., karena..., kami masih satu saudara. (mulai menangis lagi)

Siska : hah? Memang, cinta tak mengenal apapun. Tapi kamu harus mencoba tegar untuk menghadapi semua ini. Emang sih! Cinta tak harus memiliki. Jadi, kita harus bisa tegar dan bangkit karena dunia gak berhenti sampai disini.

Ifa : hmm.., kamu bener! Makasih ya kamu mau dengerin ceritakku.

Siska : ya sama-sama. Eh ya sampai lupa! Kita kan belum kenalan. Aku Siska. Kamu siapa?

Ifa : aku ifa.

Siska : oh.., ifa anak IPA1 itu ya.

Ifa : ya bener. Kamu kok tau?

Siska : siapa coba yang gak kenal sama kamu. Kamu kan terkenal sebagai anak yang pandai.

Ifa : ah jangan gitu. Biasa aja.

Terdengar bel sekolah tertanda kegiatan belajar mengajar akan dimulai. Mereka berdua langsung bergegas masuk ke kelasnya masing-masing.

*****

Di suatu ruang kelas yang berada di ujung koridor tepatnya di kelas IPA 1, seorang guru wanita berkebangsaan Malaysia datang dan mulai memasuki bibir pintu kelas yang lumayan bersih itu. Seluruh siswa dan siswi bersiap untuk menerima pelajaran.

Ketua kelas : siap ! ! Berdo’a mulai ! ! Selesai ! ! Beri salam . . . ! !

Siswa siswi : Selamat pagi, cik gu ! !

Bu Habibah : Pagi murid-murid, , eh kemane riqe nie ? ? Da yang tau tak?

Siswa siswi : Tak tau cik gu ! !

Bu Habibah : Ifa pun tak tau ?

Ifa : Tak tau cik gu . .

“Iya ya ? . ? Riqe kemana ya ? tidak biasanya dia begini ? apa jangan-jangan . . ah , tidak . . . Riqe tidak mungkin seperti itu, mamanya pasti memarahinya jika tau dia seperti itu, lagi pula mamanya kan sangat tahu tentang semua kegiatannya.” (Gumamnya dalam hati).

*****

Sementara itu di ruang kelas yang lain, terjadi situasi yang hampir sama dengan situasi kelas IPA 1. Siska yang duduk bersebelahan dengan Nanik pun ikut-ikutan bingung menjawab pertanyaan dari guru biologinya yang menanyakan dimana keberadaan Nanik sekarang.

Bu Karin : Nanik Susanti ?

Siswa siswi : tidak hadir, bu . .

Bu Karin : lho, kemana?

Siswa siswi : tidak tahu bu . .

Bu Karin : Siska, kamu tidak tahu dimana Nanik sekarang? Kan teman sebangku mu?

Siska : maaf bu saya tidak tahu. Nanik tidak memberi tahu saya.

Bu Karin : ya udah. Ayo sekarang keluarin tugasnya yang kemaren.

Dan pelajaranpun dilanjutkan hingga jam pelajaran pun usai.

*****

Siang pun datang mereka pun mulai berhamburan pulang. Ketika ifa sampai dirumah dan ia pun langsung menuju kamarnya karena ia kecapekan. Sejam kemudian terdengar suara dering telephon. Dan ternyata telephon itu dari Mamanya Riqe.

Ifa : halo!

Ayu : ini ifa?

Ifa : ya, maaf ini siapa?

Ayu : ini mamanya Riqe.

Ifa : ya ada apa te?

Ayu : Begini Fa, kamu tau nggak Riqe sekarang ada dimana? Gak seperti biasanya dia gak pulang sampai jam segini, karena sebentar lagi dia ada les bahasa inggris.

Ifa : Maaf tante saya gak tahu, coba tante lihat dulu di kamarnya, mungkin ada sesuatu.

Ayu : Iya bentar, saya lihat dulu. (Sambil sibuk mencari sesuatu)

Beberapa menit kemudian mamanya Riqe menemukan sepucuk surat yang isinya adalah...

Mama, sebelumnya aku minta maaf...,

Aku pergi tanpa sepengetahuan Mama...,

Aku terpaksa melakukan ini Ma...,

Aku udah nggak tahan lagi Ma dengan sikap posesif Mama selama ini ke aku..,

Aku ingin bebas seperti burung yang dapat terbang bebas ke angkasa..., tidak terkurung dalam sangkar...,

Biarkan aku mengekspresikan semua kreasi dan inovasiku..,

Izinkan aku melakukan apa yang aku inginkan..,

Aku akan membuktikan pada Mama kalau hidup tidak hanya mengandalkan otak belaka..,

Namun ketrampilan dalam sesuatu juga penting untuk masa depan kita masing-masing...,


Anakmu,

Riqe

Ayu : hiks...hiks...hiks... (menangis karena kepergian Riqe)

Ifa : napa te? Tante kok nangis. Emangnya ada apa te?

Ayu : Riqe fa.., Riqe pergi dari rumah. Hiks..hiks..hiks..

Ifa : yang bener te? Ya udah tante yang sabar aja. Saya akan mencoba membantu tante untuk mencari Riqe.

Ayu : makasih fa!

Setelah menutup telephon mamanya Riqe bergegas mencari Riqe.

*****

Dua hari telah berlalu Riqe belum juga ditemukan. Sementara itu Nanik sudah mulai masuk sekolah. Ifa menemui Siska di kelasnya untuk mengajaknya mencari Riqe. Ifa menceritakan semua perihal tentang riqe. Siska pun bersedia menemani Ifa untuk mencari riqe. Dan disebelah Siska kebetulan ada Nanik yang sedang duduk. Jadi dia tahu semua ceritanya sehingga ia juga mau ikut membantu mencari Riqe.

Ifa : eh.., jadi gimana nih cara kita buat nyari Riqe?

Siska : eh bentar kenalin dulu. Ini Nanik Fa. Nanik, ini Ifa.

Ifa : Ifa.

Nanik :Nanik. Eh ya gimana kalau ngomongin masalah ini dirumahku aja, gimana? Mau?

Siska,Ifa: hmm...,Ok dech . .

*****

Ketika berada di rumah Nanik , ,

Nanik : Ayo masuk. Kenalkan, ini mamaku.

Siska,Ifa : Siang tante...!!!

Zulviati : Siang! Ayo masuk. Ini teman-teman sekelasnya Nanik ya?

Siska,Ifa : Iya te...

Nanik : Silakan duduk, bentar ya? Aku buatin minum buat kalian.

Siska : Gak perlu repot-repot Nik

Nanik : Gak papa.

“Jadi bagaimana?” (Sambil datang dan membawa minuman)

Ifa : Begini, yang jadi masalahnya sekarang adalah bagaimana cara kita untuk menemukan Riqe, karena mamanya Riqe sudah mencari Riqe kemana-mana.

Siska : Tetapi Riqe belum ketemu juga sampai sekarang.

Nanik : Hmmm..., gimana kalau kita mencari Riqe di tempat-tempat yang ingin dikunjungi oleh Riqe tapi dilarang oleh mamanya.

Ifa : I agree with you. Kalau nggak salah Riqe pernah bilang ke aku kalau dia suka nyanyi. Bagaimana kalau kita cari Riqe di studio “Garuda”.(Bersemangat)

Siska : Studio tempat anak-anak sekolah kita latihan musik itu?

Ifa : Yupz...

*****

Beberapa saat kemudian, papanya Nanik datang. Mereka bertiga pun terdiam dan membisu karena begitu kagetnya melihat papanya Nanik yang baru saja Keluar dengan ekspresi yang tak sedap dipandang.

Nanik : Ngapain sich orang ini dateng-dateng lagi kesini, gak cukup apa dia udah nyakitin dan abisin harta mama, bikin suasana jadi panas aja. (Gumamnya dalam hati)

Ponco : Eh.., mana mama-mu ? (Sambil berteriak-teriak dengan nada marah)

Nanik : (Tetap diam sambil menggerutu)

Ponco : Huh..., Ma...,, Ma...,, Ma...,, (Berteriak-teriak dengan nada marah sambil meninggalkan ruang tamu dan mulai pergi mencari Zulviati yang berada di dalam kamar)

Semantara itu dikamar, papanya Nanik sudah berada di depan pintu kamar Zulviati (mamanya Nanik)

Zul : Papa . . (dengan nada pelan)

Ponco : Sini kamu . . Ngapain kamu ikut-ikutan masalahku (Sambil menarik rambut Zul), gara-gara kamu semua usahaku hancur tau . . Sumber penghasilanku pergi meninggalkanku, semua itu gara-gara kamu, bodoh . . . !!! (Sambil menunjuk-nunjuk Zul dan bernada keras)

Zul : Tapi pa . . (Sambil menangis)

Ponco : Kamu itu sudah gak punya apa-apa lagi, masih pantas apa kamu manggil aku dengan sebutan papa, kita sudah gak ada hubungan apa-apa lagi. Aku akan segera menceraikan-mu (Sambil melangkah meninggalkan Zul)

Zul : Jangan pa... Jangan tinggalkan aku dan Nanik , , Aku mohon pa, aku masih butuh papa.. (Sambil memegangi tangan Ponco agar tidak pergi meninggalkannya)

Ponco : Tidak , , Gak sudi aku jadi suamimu lagi, pergi kau . . (Sambil melepaskan dekapan tangan Zul dan mendorognya sehingga tanpa sengaja terbentur meja)

Zul : Auw . . . (Keningnya mengeluarkan darah dan tidak sadarkan diri)

Ponco : Hey.., bangun-bangun... (Zul tetap tidak sadarkan diri, Ponco mencoba melarikan diri ketakutan karena mengira Zul telah meninggal)

Nanik : Hah.., kenapa orang itu? Jangan-jangan . . . Mama . . , (Sambil berteriak ketika melihat Papanya lari terburu-buru ketakutan, dan kemudian segera berlari menuju mamanya)

Siska,ifa : Ada apa Nik? (mengikuti langkah Nanik menuju ke dalam rumah)

Nanik : Mama! Mama kenapa? Ma, bangun. Bangun, Ma. Cepat panggil ambulance!! (Perintah Nanik dengan nada panik dan segera membawa ibunya)

Setelah ambulance datang, mamanya Nanik langsung dibawa ke Rumah Sakit dan masuk ruang UGD.

*****

Didepan ruang UGD mereka bertiga menuggu dengan cemas. Setengah jam kemudian dokter keluar dengan raut wajah yang menandakan terjadi sesuatu pada mamanya Nanik.

Nanik : Dokter...

Dr. Wike : Siapa keluarga dari ibu Zulviati?

Nanik : Saya dok. Saya anaknya. Gimana dok keadaan mama saya? Baik-baik aja kan dok? (menarik-narik baju dokter)

Dr. Wike : (hanya diam menandakan suatu isyarat) maaf! Kami..

Nanik : ayo dok, jawab! Mama saya kenapa?

Dr. Wike : Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi Tuhan berkehendak lain.

Nanik : (Diam)

Dr. Wike : kamu yang sabar aja! Hmm.., Mama-mu gak bisa tertolong karena sudah mengeluarkan banyak darah di kepalanya.

Nanik : (langsung lemas terkulai)

Ifa,Siska : Nanik! yang sabar ya! Aku kan selalu ada buat kamu.

Nanik : (hanya bisa diam dan menangis)

Kemudian mamanya dimakamkan dipemakaman dekat rumahnya. Nanik hanya bisa menangis dan menyalahkan dirinya sendiri karena tak bisa menjaga mamanya dengan baik. Dia pun makin benci sama papanya yang ia anggap sebagai pembunuh mamanya. Namun, teman-temannya mencoba membangkitkan semangatnya yang telah hilang.

*****

Setelah beberapa waktu Nanik mencoba untuk bangkit lagi meski itu sangat sulit baginya tapi ia tetap akan berusaha keras. Dan ia juga tak mau bersedih terus demi mamanya yang ada diatas agar dapat beristirahat dengan tenang.

*****

Setelah semua situasi kembali tenang, kini mereka bertiga mulai mencoba menyelesaikan satu masalah lagi yaitu mencari dimana keberadaan Riqe yang sudah lama tidak pulang ke rumah. Awalnya mereka bertiga mencoba menemui mamanya Riqe, mereka berharap agar dapat memperoleh informasi dari mamanya Riqe dan sedikit berdiskusi agar sikap posesif mamanya Riqe sedikit berkurang.

Nanik,Siska,Ifa: Assalamualaikum .., Pagi tan..,

Ayu : Iya, selamat pagi juga. Oh, ternyata teman-temannya Riqe (Sambil membuka pintu rumahnya), ayo silahkan masuk!

Nanik,Siska,Ifa: ya..,

Ifa : Begini tante, saya kesini untuk mendiskusikan masalah Riqe. Menerut saya perbuatan tante yang selalu menyuruh Riqe les sana sini itu merupakan perbuatan yang dapat mengekang semua kreativitas Riqe.

Siska : Riqe menganggap tante sebagai seorang yang posesif.

Ayu : Iya, setelah Riqe meninggalkan Rumah, Tante baru menyadari bahwa perbuatan tante selama ini terlalu berlebihan. Tante ingin Riqe menjadi orang sukses. Sebenarnya semua yang terjadi pada diri setiap orang baik kesuksesan maupun rezeki itu semua adalah kehendak dan takdir Tuhan.

Siska : ya tanye. Kasihan riqe tuh dia agak terteka dengan sikap tante selama ini.

Ayu : ya maafin tante! Tante emang salah, tante sekarang sadar atas kesalahan tante yang terlalu mengekang riqe.

Ifa : Tante, kami berniat mencari Riqe di studio “Garuda”, siapa tahu Riqe berada disitu, karena mungkin Riqe akan mempergunakan waktunya untuk bernyanyi.

Ayu : Ya sudah, tunggu apa lagi, ayo kita segera pergi kesana (Sambil keluar ruangan itu dan mengajak ketiga anak itu)

Nanik : Iya tante, ayo kita segera pergi kesana (Sambil pergi meninggalkan rumah)

*****

Ketika Mamanya Riqe, Ifa, Nanik, dan Siska tiba di studio GARUDA. Mereka semua mendengar suara seseorang yang merdu dan itu ternyata Riqe. Mamanya pun langsung kagum dan terharu setelah mendengar anaknya menyanyi. Yang tadinya Riqe sedang membawakan lagu dia pun sempat terkejut melihat mamanya yang sedang melihatnya. Setelah ia selesai, ia pun menemui mamanya dengan penuh rasa deg-degan.

Riqe : mama?!

Ayu : ya ini mama. Maafkan mama ya? Maafkan jika selama ini mama selalu mengekangmu.

Riqe : (diam dan sedikit takut). Ya aku mau maafin mama tapi mama janji yah...?! jangan mengekangku lagi. Beri aku sedikit kebebasan.

Ayu : Ya..,mama janji tidak akan mengulangi hal itu. Mama juga yakin kamu bisa sukses meskipun tanpa kekangan dari mama. Kamu punya kelebihan, kamu bisa memilih jalan hidupmu sendiri putriku, mama hanya akan bisa untuk mengarahkanmu, asalkan semua hal itu positif, maka mama akan selalu mendukungmu putriku. (Sambil memeluk dan kemudian memandang Riqe dengan mata berkaca-kaca).

Riqe : Mama yakin?

Ayu : Ya (sambil menganggukkan kepala)

Riqe : Janji loh ma?

Ayu : Mama janji putriku, mama tidak akan mengulangi semua hal itu. Semua teman-temanmu dan keluargamu lah yang telah menyadarkan mama.

Riqe : Terimakasih Ma.., dan.. ifa makasih yah...! (Sambil menghadap dan memegang tangan Ifa)

Ifa : Iya sama-sama Riqe, itulah gunanya teman. Oh ya qe, kenalkan ini Siska dan ini Nanik. Mereka ini lah yang membantuku selama ini, baik dalam menyelesaikan masalahku maupun masalah lainnya.

Riqe : Iya, Siska dan Nanik, aku ucapkan terima kasih ya...

Siska, Nanik : Ah, iya gak pa-pa, itulah gunanya sahabat. (sambil memeluk Riqe)


***THE END***


0 komentar:

Posting Komentar